Sabtu, 12 Desember 2009

Biografi singkat Muhammad Ishamuddin Hadziq

The Every-day Life of Abraham Lincoln A Narrative And Descriptive Biography With Pen-Pictures And Personal Recollections By Those Who Knew HimMuhammad Ishamuddin Hadziq atau yang biasa dipanggil Gus Ishom adalah cucu dari Hadiratus Syaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari dari putri beliau Chadijah Hasyim + Muhammad Hadziq Mahbub. Lahir di Kediri, 18 Juli 1965 M. Sejak masa belajar sang Ishom kecil telah menunjukkan bakat dan keistimewaan dalam dunia keilmuan khususnya tentang kitab kuning. Sejak masa kelahirannya, Gus Ishom kecil telah mendapat sentuhan barakah dari al Maghfuriah KH Mahrus Aly dan al Maghfuriah KH Abd. Majid Ma'ruf Kedong Lo Kediri.

Ketika proses kelahiran yang sedikit mengalami kesulitan, sang ayah M. Hadziq Mahbub sowan ke KH Abd. majid Ma'ruf agar berkenan memberikan barakah doa supaya kelahiran putranya berlangsung lancar dan normal. Dengan segelas air putih pemberian sang Kyai Kedong Lo yang diminumkan kepada istrinya, akhirnya proses kelahiran yang tadinya mengalami kesulitan akhirnya lancar. Dan ketika sang jabang bayi lahir KH Mahrus Aly (pengasuh pondok Lirboyo) datang menjenguknya dan memberinya nama Muhammad Ishamuddin.
Sejak kecil, Ishamuddin telah diperkenalkan dengan kehidupan pesantren yang sarat dengan pendidikan agama. Pada usia yang tergolong masih kanak kanak, Ishom telah menunjukkan ketertarikannya pada ilmu ilmu agama, sehingga konon bagi Ishom kecil semua ilmu agama hafal diluar kepala.
Pada usia 7 tahun sang Gus kecil ini selalu istiqamah mengikuti shalat tarawih dimasjid Pondok Tebuireng dan selalu mengambil shaf dibelakang Imam. Tujuannya adalah memilih Imam shalat yang bacaannya baik untuk dijadikan guru al Qur'annya.
Tanda tanda Gus Ishom kecil ini akan menjadi orang yang hebat itu sudah nampak sejak kecil. Pernah ketika dia mengikuti shalat maghrib berjama'ah, ketika itu yang berkenan menjadi Imam shalat adalah KH Idris Kamali, menantu Mbah Hasyim. Setelah selesai shalat dan berdoa Kyai Idris selalu menyempatkan diri untuk meniup kening sang Gus Ishom kecil dengan doa barakah.
Pada waktu sekolah di SDN Cukir I sosok Ishom telah menonjol diantara teman temannya dan buku raportnya mendapat predikat istimewa. Pada saat memasuki bangku sekolah lanjutan, Ishom yang telah beranjak remaja, memilih pagi hari untuk bersekolah ma drasah Tsanawiyyah Salafiyyah Syafi'yyah dan sore harinya di SMP A. Wahid Hasyim. Sungguh semangat belajar yang sangat tiggi dan layak dijadikan percontohan untuk usia anak anak. Setelah lulus Madrasah Tsanawiyyah Salafiyah dan SMP A.Wahid secara bersamaan, Ishom memutuskan belajar menuntut ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo dibawah asuhan dan bimbingan langsung KH. Mahrus Aly. Ketertarikannya pada kitab kuning ditambah riyadiah yang kuat, membuat keilmuan yang dimiliki Gus Ishom semakin matang dan sulit ditandingi oleh teman ekelasnya. Beberapa kitab yang besar dan sulit yang kadang kadang membutuhkan waktu bertahun tahun untuk mengkajinya, bagi Gus Ishom hanya membutuhkan waktu beberapa bulan saja. Bahkan konon diceritakan beliau memhafal nadzam Alfiyyah, sebuah kitab panduan untuk memahami bahasa arab, hanya dalam waktu satu minggu. Pelajaran yang tidak layak untuk dihapal bagi kalangan santri, Gus Ishom hapal diluar kepala dengan baik. Sehingga sering tampak dari Gus Ishom, ketika beliau memimpin musyawarah (diskusi) ataupun ketika mengajar sering kali tidak melihat teks. Sungguh kemampuan yang jarang dimiliki santri.
Sumber : Buku kumpulan kitab karya Hadlratus Syaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ri, penerbit PP TEBUIRENG JOMBANG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

SUATU KEHORMATAN UNTUK SAYA BAGI ANDA YANG TELAH MELUANGKAN WAKTU MENGUNJUNGI TEMPAT INI

ANEUK LENPIPA

Copyright © 2012 ANEUKLENPIPA by SAER Blogger Templates