Setiap manusia sudah tentu menyukai dan merindukan keindahan. Banyak orang menganggap keindahan adalah pangkal dari kedamaian dan ketentraman. Tidak usah heran kalau banyak orang memburunya, ada orang yang berani pergi beribu kilo meter semata-mata untuk mencari suasana yang indah. Banyak orang rela membuang waktu untuk berlatih mengolah jasmani setiap saat karma sangat memiliki tubuh yang indah, tak sedikit orang berani membelanjakan uangnya berjuta juta bahkan milliaran karena mendambakan rumah dan
kenderaan mewah.
Akan tetapi apa yang terjadi? Tak jarang yang kita saksikan terhadap orang �orang yang memiliki pakaian dan penampilan yang mahal dan indah, yang datang ternyata bukan penghargaan melainkan justru penghinaan, ada juga orang yang memiliki rumah megah dan mewah, tetapi bukan mendapat pujian melainkan malah cibiran dan cacian, mengapa keindahan yang tadinya disangka akan mengangkat derajat kemulian malah sebaliknya, padahal kunci keindahan yang sesungguhnya adalah jika seseorang merawat serta menjaga kelembutan dan
keindahan hati, ini lah pangkal kemulian sebenarnya.
Ternyata dunia dan kemewahan bukanlah tanda kemuliaan sesungguhnya karena orang-orang yang rusak dan durjana sekalipun diberi aneka kemewahan yang melimpah ruah oleh Allah, kunci bagi orang-orang yang ingin sukses, yang ingin benar-benar merasakan lezat dan mulia hidup, adalah orang-orang yang sangat memelihara serta merawat keindahan dan kesucian qalbunya.
Imam Al-Ghazali menggolongkan hati dalam tiga golongan, nyakni yang sehat (qolbun shahih), hati yang sakit (qolbun maridh), dan hati yang mati (qalbun mayyit).
Seseorang yang memiliki hati sehat tak ubahnya memiliki tubuh yang sehat, ia akan berfungsi optimal jika ia
mampu
memilih setiap rencana atas suatu tindakan, sehingga setiap yang akan diperbuatnya benar-benar sudah melewati perhitungan yang jitu berdasarkan hati nurani yang bersih, orang yang paling beruntung memiliki hati yang hehat adalah orang yang dapat mengenal Allah azza wa jalla dengan baik, semakin cemerlang hatinya. Tidak akan pernah menjadi 'ujub dan takabur ketika mendapat sesuatu, namun sebaliknya akan menjadi orang tersungkur bersujud. Semakin tinggi pangkatnya, akan membuatnya rendah hati kian melimpah hartanya, ia akan menjadi dermawan, semua itu ia menyadari, bahwa semua yang ada pada dirinya adalah titipan Allah semata.
SUBHANALLAH
kenderaan mewah.
Akan tetapi apa yang terjadi? Tak jarang yang kita saksikan terhadap orang �orang yang memiliki pakaian dan penampilan yang mahal dan indah, yang datang ternyata bukan penghargaan melainkan justru penghinaan, ada juga orang yang memiliki rumah megah dan mewah, tetapi bukan mendapat pujian melainkan malah cibiran dan cacian, mengapa keindahan yang tadinya disangka akan mengangkat derajat kemulian malah sebaliknya, padahal kunci keindahan yang sesungguhnya adalah jika seseorang merawat serta menjaga kelembutan dan
keindahan hati, ini lah pangkal kemulian sebenarnya.
Ternyata dunia dan kemewahan bukanlah tanda kemuliaan sesungguhnya karena orang-orang yang rusak dan durjana sekalipun diberi aneka kemewahan yang melimpah ruah oleh Allah, kunci bagi orang-orang yang ingin sukses, yang ingin benar-benar merasakan lezat dan mulia hidup, adalah orang-orang yang sangat memelihara serta merawat keindahan dan kesucian qalbunya.
Imam Al-Ghazali menggolongkan hati dalam tiga golongan, nyakni yang sehat (qolbun shahih), hati yang sakit (qolbun maridh), dan hati yang mati (qalbun mayyit).
Seseorang yang memiliki hati sehat tak ubahnya memiliki tubuh yang sehat, ia akan berfungsi optimal jika ia
mampu
memilih setiap rencana atas suatu tindakan, sehingga setiap yang akan diperbuatnya benar-benar sudah melewati perhitungan yang jitu berdasarkan hati nurani yang bersih, orang yang paling beruntung memiliki hati yang hehat adalah orang yang dapat mengenal Allah azza wa jalla dengan baik, semakin cemerlang hatinya. Tidak akan pernah menjadi 'ujub dan takabur ketika mendapat sesuatu, namun sebaliknya akan menjadi orang tersungkur bersujud. Semakin tinggi pangkatnya, akan membuatnya rendah hati kian melimpah hartanya, ia akan menjadi dermawan, semua itu ia menyadari, bahwa semua yang ada pada dirinya adalah titipan Allah semata.
SUBHANALLAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar